Karena takdir, saya yang lahir dan besar di lingkungan yang berbeda. Bagi saya tidak masalah, karena dengan begini saya mengenal banyak ragam karakter orang dari berbagai latar belakang. Terutama dengan latar belakang ras yang berbeda. Kurang lebih 11 tahun saya besar dan tumbuh di sebuah lembah yang terapi dua sungai besar. Dataran ini dikenal dengan Dusun Balapusuh. Dusun Balapusuh secara ketatanegaraan merupakan bagian dari Kelurahan Tanggeran, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes (bagian selatan) Jawa Tengah. Secara geografis dataran ini terbilang subur. Jika kita berselancar di dunia maya dengan keyword Balapausuh atau Facebalapusuh, tentunya akan kita temuai bebereapa tulisan dan marking dalam peta maya hasil goresan maya beberapa warga Balapusuh. Pada awal kehidupan saya di sana, interaksi antar warganya hanya bisa dilakukan dengan cara konvensional. Yaitu dengan berinteraksi langsung secara fisik. Sayangnya, karena keluarga saya terlalu protektif di 5 tahun awal saya ada di sana dan jarak antara rumah dan sekolah saya jauh di 6 tahun terahir saya berkeliaran di sana membuat saya tidak banyak berinteraksi dengan warganya. Interaksi saya yang saya ingat intensif saya lakukan di 5 tahun awal saya di sana (kelas 2 s.d. 6 sekolah dasar). Interaksinya pun kurang begitu banyak yang bisa dikenang. Beberapa tahun belakangan ini, pengguna Facebook sebagai media interaksi dunia maya booming. Tidak hanya didominasi oleh kalangan tertentu. Begitupun warga Dusun Balapusuh. Dengan berbagai background warganya memiliki akun Facebook, Twitter atau akun-akun jejaring sosial lainnya. Entah karena apa, sebagian dari warga lebih banyak aktif dengan akun Facebooknya. Hal ini yang melatarbelakangi lahirnya sebuah group facebook dengan judul FACEBALAPUSUH. Nama awalnya agak panjang, Komunitas Dunia Maya Balapusuh. Facebalapusuh on Facebook - Balapusuh Super Bravo FC Facebalapusuh on Twitter Facebalapusuh on Blog
|